Membuat kue ulang tahun, terutama kue ulang tahun anak-anak memang sangaat menyenangkan. Mendandani cake dengan binatang-binatang, toys, bunga-bunga, ouch..I love it.Melihat binar-binar kebahagiaan di mata-mata mungil, dan desah kekaguman melihat tokoh idolanya hadir dalam kue..benar benar rewards yang tak ternilai
Pages
▼
Saturday, December 27, 2008
On air di Radio Suara Metro
Tukang kue, on air dalam acara kupas bisnis di radio polisi, rada nggak nyambung ya ?
Dalam pikiranku, kalaupun radio Suara Metro yang adalah radio kepolisian mengadakan acara kupas bisnis, mungkin yang dibahas ya bisnisnya bapak bapak seperti otomotif, property atau yang sejenisnya. Ternyata salah ya..hihi...
Kalau kata pepatah menganjurkan kita bergaul dengan orang atau lingkungan yang tepat, supaya ketularan kaya, ketularan hokie, atau setidaknya ketularan semangat, itu ternyata betul banget. Sejak bergabung dengan komunitas Tangan diAtas, banyak sekali ilmu yang aku dapatkan, ketularan bersemangat, berpikir optimis selalu, dan kali ini aku mendapat kesempatan on air dalam acara Entrepreneur Genius yang ditayangkan setiap hari Senin jam 20.00 bersama bang Jay de terorist dari TDA (namanya sih emang sangar, tapi wajahnya jauh dari teroris, juga orangnya kalem dan cooool).
Pada hari yang ditentukan, aku datang kecepetan. Jam 7 sudah nongkrong di Polda, wah enaknya ngapain ya ? Tiba tiba mata tertumbuk pada tukang bakwan malang langganan jaman masih ngantor di Graha Niaga, dulu hampir setiap sore kami "kabur" untuk mengudap semangkuk bakwan malang yang saat itu rasanya benar benar mak nyusss...
Entah karena aku sudah terbiasa dengan makanan enak enak buatan dapur sendiri, atau jualan nya si abang yang berubah, koq aku merasa semangkuk bakwan itu jauh banget dari rasa enak yang aku bayangkan. Heran nya pembelinya tetap puenuhh...mungkin para karyawan yang kelaparan dan kedinginan dalam cubicle ber AC pol seperti aku dulu ya..hehe..jadi apapun yang panas dan bersambel terasa nikmat.
Sesampai di kompleks Polda, aku pun celingukan mencari lokasi studio Suara Metro. Meski sudah diberi ancer ancer cari saja gedung yang ada antena nya tinggi, namun suasana yang sepi dan gelap membuat cukup sulit menemukan nya.
Dan setelah sampai ke studio, aku pun keheranan seperti rusa tersesat masuk kampung. Jaman SMP dulu, musim banget kirim kiriman lagu dan salam lewat radio, dan aku termasuk sering menyambangi studio radio, namun penampilan nya beda jauh dengan studio masa kini yang hanya digawangi oleh seorang penyiar. Studio masa kini dipenuhi dengan monitor komputer, yang satu menayangkan streaming CCTV dari berbagai lokasi di Jakarta, untuk mengetahui situasi dan kondisi lalu lintas. Satu monitor lagi untuk menampung sms dan email yang masuk, satu komputer lagi bank data lagu, iklan yang tinggal klik klik untuk memutar sebuah atau serangkaian lagu (sementara penyiarnya bisa makan, tidur, ke mana pun nggak usah jagain CD player atau tape seperti dulu).
Menjelang acara dimulai, aku masih belum tahu apa materi talk show ini. Mulai agak panik karena Bang Jay juga lupa membawa print out materi nya. Untung Pak Eddy (penyiar) dan Bang Jay sangat piawai memandu jalan nya talk show, sehingga meskipun tanpa guideline tapi perbincangan mengalir seru. Rupanya membicarakan sesuatu yang menjadi kecintaan, membicarakan pekerjaan which I Love it very much memang mudah. Nggak usah pakai mikir, karena memang bisnis ini yang aku jalani sehari hari.
Ketika sesi interaktif dibuka, aku menyangka pasti tak ada yang akan menelpon atau sms. Yah secara pendengar radio Suara Metro mayoritas bapak bapak gitu, mana tertarik mereka dengan bisnis kue.
Lagi lagi aku salah.
Telpon dan sms banyak sekali, sampai Pak Eddy kewalahan memilih.
Jadi banyak bapak bapak yang merasa bahwa bekerja di kantor saat ini bukan pilihan ideal untuk istrinya. Kondisi kemacetan Jakarta yang menyebabkan perjalanan pergi-pulang kantor menyita waktu lebih lama, sulitnya mencari pengasuh yang bertanggung jawab untuk anak anaknya, tapi disisi lain biaya hidup semakin meningkat. Kalau nggak ngantor trus mau ngapain ? Istri saya nggak punya keahlian apa pun.
Apalagi para ibu dong ya. Kalau ada yang merasa paling "bersalah" terpaksa meninggalkan anak anaknya, ya pasti si ibu duluan. I've been there before.
Seandainya Jakarta sama seperti di luar negeri, dimana daycare yang bagus bertebaran, remote working dimungkinkan, jalanan tidak macet sehingga ke kantor cukup 30 menit saja, I'll be happy to work till down.
Nah disini tibalah pada bagian yang paling menggelikan. Karena tiba tiba gue ngomong seolah olah menteri pemberdayaan wanita, wakakakak....
Aku bilang bahwa wanita itu punya banyak potensi terpendam yang sering tidak keluar kecuali saat kepepet. Banyak teman teman ku yang sukses menjalankan usaha di rumah, mulai dari membuka toko online, beads (manik manik), pakaian, kosmetik, catering, bakery, internet marketing dan lain sebagainya. Dan itu semua start from scratch, alias mereka tidak punya dasar apa apa kecuali hobby, sama seperti aku.
Bahkan seorang teman sukses membuka toko online karena dia mempunyai hobby shopping dan travelling, suka jalan jalan dan berburu barang barang bagus, yang kemudian dijual di tokonya. Lariss..!
Seperti kata Bang Jay, kunci keberhasilan usaha adalah 13C. Coba, Coba, coba....sampai C ke 13 tetap coba.Kalau sudah 13 kali masih belum berhasil juga, namanya keterlaluan. hahaha...
Ada juga pendengar yang bertanya, bukankah dalam situasi resesi global ini bisnis rumahan yang duluan terkena dampak ? Waduch salah pak. Justru home-business lebih fleksibel, dan mempunyai cost structure yang lebih efisien dibandingkan (misalnya) bakery besar yang harus membayar sewa gedung, promosi, dan aneka fixed cost lain nya. Yang penting kita tetap konsisten menjaga rasa/mutu produk.
Saking serunya pertanyaan, sampai acara molor sedikit dari jadwal yang seharusnya selesai jam 9. Thanks to dear hubby yang setia menunggu sepulang meeting.
Nah satu lagi kunci keberhasilan usaha, kalau dulu ada pepatah, dibalik seorang pria yang sukses pasti ada seorang wanita (lupa gimana bunyi tepatnya), kalau dalam urusan bisnis ibu ibu, dibalik keberhasilan bisnis seorang ibu, pasti ada seorang supporting husband yang bantuin urusan remeh temeh tapi nyebelin seperti rela ambil raport saat istrinya terbenam dalam orderan Natal yang segunung, rela waktu jalan jalan bersama keluarga di-mampirkan ke TBK dll..dll.
Di tengah acara, bergabung bersama kami Bang Tyas Anggoro, penyiar favoritku semasa masih mantengin Suara Metro dalam perjalanan pulang dari kantor. Waduch nggak sangka bisa bertemu muka juga. Sayang Bang Tyas harus menjemput istrinya ke bandara di tengah acara, sehingga nggak sempat berfoto bersama (dasar narsis deh haha..).
Kapan ya...aku bisa mencoba cake2nya Vita....
ReplyDelete