Syifa...just like another girl, bawel, lincah, ceria.
Bedanya, Syifa selalu mengingatkanku bahwa tiada sesuatu yang abadi, setidaknya di dunia fana ini.

Bunda Syifa, Inong, berpulang sehari menjelang ulangtahun Syifa yang ke 3. Meninggalkan Syifa dan Abang Zidan yang sebaya dengan Catherine, kira-kira beda sebulan usia mereka.
Kalau seseorang pandai memasak karena memang dari kecil hobby memasak, atau mamanya pandai memasak, atau tinggal di lingkungan tukang masak, tentulah bukan sesuatu yg aneh.
Tapi Inong kukenal saat belum pandai memasak (setidaknya belum jago amat). Masih teringat saat kami sama-sama menertawakan semurnya yang ketumpahan merica bubuk sak wadah, dan harus masak lagi dari awal.
Inong menjadi salah satu inspirasiku, yang saat itu pikiran nya hanya kerja, kerja dan kerja. karier, karier dan karier.
Masak ??? ahhh.....sebagai pasangan muda tanpa anak, pemalas pula, kayanya lebih simple untuk jajan. Masih banyak ini penjual makanan di Rawamangun (tempat kami tinggal saat itu). Sampai saat itu kami hafal setiap sudut dan pelosok penjual makanan, terutama yang enak.

Kursus-kursus memasak yang pertama-tama aku hadiri, bertempat di kediaman Inong, waktu itu sih nggak jelas, datang kursus karena pengen bisa masak, atau sekedar pengen kongkow kongkow dan haha hihi sekaligus kopdar dengan teman teman milis.

So cake istimewa ini adalah "a tribute to a wonderful mother". Edible photo Syifa yang dikelilingi putri-putri cantik ini, pesanan Inong untuk ultah Syifa. Semoga Syifa juga menjadi Princess cantik seperti ini. Rest in peace, Nong!