Monday, February 23, 2009
Flower Pot Cake

Mumpung lagi datang rajin nya, sekalian aja posting borongan.
Iya nih, sejak hamil (now 21 weeks) jadi agak males blogging, apalagi MP. Aneh ya ngidam nya ? hehe..kecuali ngidam gurilem dulu (yang langsung dikirim satu kardus dari Nia-Bandung), bisa dibilang aku nggak kepengen apa apa. Mabok..engga, malahan makin semangat bikin kue karena tiba tiba jadi sukaaaa banget sama bau harum kue kue yang sedang dipanggang.
Tiba tiba aku menyadari bahwa kue kue buatan ku emang enaaaak (haiyah..selama ini aku udah nggak doyan kue bow) hihi...

Jadi maaf ya, kalau posting di blog jadi nggak beraturan, mana aja yang lagi pengen diceritain, itu yang diposting. Padahal akhir akhir ini aku banyak sekali bikin kue yang aneh dan unik.
Salah satunya yang ini.

Ini kue pesanan Pak Eko, untuk Mbak Retno istrinya yang senang bertanam.
Terus terang, kalau Pak Eko order aku langsung deg degan, soalnya Pak Eko over-estimate kemampuan ku sebagai bakul kue amatir yang masih harus banyak belajar, seringnya pesan novelty cake. Tapi sebagai bakul kuwe yang suka tantangan dan pantang mengatakan "tidak bisa" (kecuali kepepet), yah aku terima saja pesanan nya, tentunya dengan catatan aku bilang bahwa aku belum pernah membuat yang seperti itu, but I'll do my best.
(Pak Eko ini juga yang pertama memesan dan memberi ide Castle Cake, sampai akhirnya sekarang entah udah berapa kali aku membuatnya).

Ide cake ini adalah satu pot besar bunga, yang dikelilingi 5 tanaman muda yang masih di dalam polybag.
Dalam membuat pot besarnya, aku menghadapi dilema. Yang umum untuk cake yang di carving untuk dibentuk, akan menggunakan cake yang padat sebagai base nya. Tapi aku nggak suka cake seperti itu. Khas Dapur Vita adalah cake lembut yang lumer di lidah, dan sebagai konsekuensi nya bentuknya kurang kokoh.
Keindahan dan rasa tidak bisa sejalan rupanya.
Akhirnya aku memilih tetap menggunakan cake lembut (choco velvet) dengan tanahnya berupa ganache coklat dan serutan coklat yang pura pura nya adalah serbuk kayu.
Polybag nya terbuat dari coklat sheet. Hmm kebayang deh ini kue pasti nyoklat banget.
Sayang pot nya teteb nggak bisa kokoh menjulang tinggi meskipun sudah pakai 4 layer cake.
Artajasa's Birthday

Heibat....
Itulah kata yang pantas untuk tim Dapur Vita setelah menyelesaikan order yang mirip keajaiban sulap ini.
Begini ceritanya...

Sabtu siang, mbak Wieta dari Artajasa telpon
"Biasa mbak Vita, Artajasa ulang tahun, hari Selasa. Pesan kue ulang tahun nggak usah besar besar untuk ceremony saja, Bisa ?"
"Bisa dong...30x30 seperti 2 tahun lalu cukup ya ? (kalau cuma ukuran segitu sih termasuk bisa dikerjakan sambil merem gituh)
"Sekalian cupcake nya ya mbak.. "
"Beres..."
"500 pcs untuk karyawan dan souvenir"
"HAHHHHH ?" gubrak pingsan..kirain bangsa beberapa puluh cupcake

Memang di rumahku persediaan bahan baku lengkap, tapi kalau untuk sebanyak itu ya pasti nggak cukup. Tak lama mbak Wieta sms, bahwa pesanan cup cake ditambah jadi 600 buah, tambah panik deh. Telpon Blossom langganan setia untuk order dan delivery bahan baku yang kurang, lalu aku segera menyelesaikan kiriman edible luar kota untuk dikirim via TIKI JNE, dan berangkat ke Mangga Dua untuk berbelanja pita pita, dan aneka ornamen pemanis decor lainnya. Asisten di rumah aku instruksikan untuk membuat 10 kg Butter Cream (yang ternyata dalam praktek masih kurang dan harus nambah 5 kg) dan packing 15 resep cupcake. Plus order 2 peti telur juga.

Betul betul perjalanan kilat. Sampai Mangga Dua jam 3.45, langsung setengah berlari masuk ke toko langganan yang tutupnya jam 4.00, jadi aku hanya punya waktu berbelanja dan memilih milih selama 15 menit saja! Biasanya aku betah berlama lama di toko ini, melihat aneka jenis pita dan bunga untuk persediaan, tapi kali ini, no way, lah begitu aku keluar toko, si mbak langsung menarik rolling door dan menutup tokonya hehe..malem minggu gitu loh.
Lalu di jalan aku mulai berpikir masalah delivery, 600 cupcakes + 1 cake, kira kira 10 dus besar, mana Pa lagi tugas ke Batam, diantar naik taksi muat nggak ya ? bener bener ide ngaco, secara kapasitas taksi seberapa besar sih, untung Pa memberi ide sekaligus memesankan mobil Box nya Pak Fikri.

Sampai rumah langsung instruksi asisten untuk menyelesaikan ke 600 buah tabung cantik dengan nuansa biru. Aku benar benar menggunakan feeling saja untuk memilih warna, karena aku ingat warna logo Artajasa itu biru, udah nggak tanya lagi ke pemesan mau decor seperti apa.
Dua hari berikutnya aku dan kedua asisten benar benar tak beranjak dari duduk, berkutat dengan kue dan cream. Sampai sampai seantero rumah berbau harum, begitu juga kami bertiga berbau harum vanilla, hehe..


Senin malam...tumpukan kue yang harus di decor masih tumpah ruang di seluruh penjuru rumah. Aku sudah pasrah bersiap siap tidak tidur malam ini, ditemani bergelas gelas Milo karena sedang pantang kopi.
Cake utamanya yang didecor dengan mesin EDC, aku belum dapat ide mau dihias seperti apa. Mbak Wieta yang sudah beberapa hari sakit dan tidak masuk kantor, untungnya setia menelpon dan memberi ide dari rumah. Semula aku berencana untuk mengambil flyer di Bank Mandiri, kan Bank Mandiri anggota ATM Bersama juga, lalu dibuat berupa banner banner tegak di belakang kue. Ternyata aku sama sekali tak bisa beranjak dari rumah. Banner yang aku minta dikirim dari kantornya mbak Wieta, ternyata malahan berisi diagram flow chart transaksi, mana bisa dipajang diatas kue, haduch panik kuadrat.
Dan seperti biasa, I like myself (hihi), kalau udah panik dan kepepet ide ide cemerlang langsung
bermunculan, comot banner sana sini dari web nya Artajasa, dan jadilah kue dengan decor yang minimalis ini.
Kue Ulang Tahun yang unik, pemotongan kue dilakukan dengan swipe kartu ATM ke mesin EDC

Bener bener orderan kali ini tanpa adanya Pa yang biasanya siap sedia jadi seksi serbabisa disaat kepepet, terpaksa jadi wonder woman deh.
Banyak hal hal tak terduga ditengah pengerjaan kue, misalnya butter cream 10 kg yang diperkirakan berlebih, ternyata kurang banyak, dan akhirnya terpaksa buat 5 kg lagi. Bisa buat mandi berendam butter cream tuh. Edible yang sambil ngeprint, sambil digunting, sambil dilapisi coklat, ditengah jalan lupa, tadi sudah berapa lembar ya ? haha gawat...

Jam 3.30 dinihari Selasa, aku bisa berangkat tidur, memejamkan mata satu jam setengah, lumayan. Jam setengah 6 lewat, mulai panik karena mobil box belum datang. Nggak salah juga sih..soalnya rencana meleset. Rencana semula ada driver dari Artajasa yang akan pick up sebagian cupcake dan cake untuk acara ceremony pagi hari, jam 4.30. Lalu aku menyusul sekitar jam 8, karena cupcake akan dibagikan sekitar jam 10. Lumayan ada spare waktu. Ternyata driver Artajasa mendadak tidak bisa, jadi semua harus diantar max jam 8.
Manalah pagi itu hujan yang berakibat jalanan macet. Ditambah kami cuma berdua, jadi harus cari joki supaya bisa masuk 3in1 karena alamat tujuan ada di Thamrin. Kebayang kan..hujan hujan cari joki ternyata susah juga, begitu dapat adanya joki yang basah dan baunya sih kayanya belum mandi. Duduk dempet dempetan bertiga di mobil box...asyik kan.

Serasa segala kepanikan pagi itu belum lengkap, mobil kami distop polisi di Semanggi. Ternyata, menurut pak Polisi mobil box dilarang belok di Semanggi. Yah...meneketehe, ini pertama kalinya aku naik mobil box.

Dan si supir juga rupanya nggak tau peraturan itu, juga nggak ada rambu yang menyebutkan itu secara jelas. Meskipun berlawanan dengan hati nurani, karena dikejar waktu akhirnya aku memutuskan "berdamai" sajalah. Kalo dalam kasus biasa, dan mobilku sendiri, aku pasti pilih ditilang saja.

Terlambat 30 menit, aku tiba di kantor Artajasa, sudah ditunggu oleh beberapa troley dan mbak Wieta yang deg degan. Juga seluruh karyawan yang sudah menanti tampaknya sudah siap untuk memulai acara.
Aku yang sudah panik jadi terhibur dengan kata kata mbak Wieta
"Kalau bukan ke Mbak Vita aku nggak akan berani order sekian banyak. Aku tau mbak Vita pasti bisa menyelesaikan semuanya, tetap dengan tenang dan ceria"
haduch...thank you untuk compliment nya, andai mbak Wieta tau bahwa aku juga deg degan, meski melihat team di rumah aku yakin order ini akan selesai dengan lancar.

(bangga banget waktu melihat cup cake ku bisa mejeng di booth ATM Bersama,
match bener pita dan decornya meski tak sengaja)

Setelah urusan di Artajasa selesai, sudah tanggung sampai ke kota, sekalian deh aku belanja beberapa pernah pernik kue yang habis di rumah, tak lupa sebelum pulang menghadiahi diriku satu set tetralogi Twilight Saga beli di stasiun kereta.
Luar biasa memalukan, begitu duduk di kursi kereta, diiringi hembusan sejuk AC dan suasana yang sepi karena bukan jam pulang kantor, aku langsung tertidur bahkan saat kereta belum berangkat. Dan bangun bangun begitu sudah sampai di Stasiun Bekasi..ck..ck.....untung aja nggak terangkut balik ke Kota lagi.
Turun dari kereta, sambung naik taksi, dan akupun melanjutkan tidur dengan gembira di taksi, balas dendam 3 hari kurang tidur.
Lalu disambung menghibur diri sambil mengistirahatkan badan, marathon menyelesaikan Twilight Saga dan termehek mehek bersama Edward si vampire yang romantis banget.
What a hectic week ya..
Hikmah dari big order ini, asisten di rumah sekarang bisa pada sombong
Kalau aku beri instruksi
"Ju..siapin cupcake 100 untuk lusa decor dan pita-in mika tabung nya"
"Keciiiiil bu....yang 600 aja bisa"
hahahahaha......
happy 3th birthday